Manajemen Redaksi Perencanaan: Mengatur roda keredaksian sebagai produsen konten mediaInformasi utuh dan komprehensif. Pengorganisasian: Mengatur irama kerja organisasi redaksi. Kontrol: Menjaga standar mutu produk redaksi. Evaluasi: Mengevaluasi pekerjaan tim redaksi Tim Redaksi Pemimpin redaksi Redaktur Pelaksana Redaktur Koord Liputan Wartawan Pracetak MANAJEMEN ISU Merencanakan konten tulisan pada kurun waktu tertentu. Membangun Isu 1. Isu besar = tujuan besar. 2. Isu lebih besar menutupi isu besar. 3. Isu besar terpolarisasi isu-isu kecil. 4. Isu besar diganggu isu-isu kecil
Berita = news (mengandung info yang baru, info basi bukanlah berita)
Berita berasal dari data-data yang dikumpulkan reporter (’’tukang belanja’’) dan diolah oleh redaktur (’’koki’’), agar penyajian ke khalayak (’’penikmat’’) menjadi enak
APA ITU BERITA?
Kejadian luar biasa atas orang biasa (kebanyakan)
Kejadian biasa atas orang luar biasa (tokoh)
Kejadian luar biasa atas orang luar biasa
Peristiwa lain yang memenuhi anggapan orang tentang berita
JADI BERITA ADALAH….
Cerita yang diceritakan.
Cerita itu disajikan dalam bentuk tulisan atau visual.
Cerita itu tidak ditambah-tambahi dan dikurangi.
Cerita itu harus seimbang.
Reporter, Pencatat Sejarah
Asal kata reportare (Latin) membawa pulang dari suatu tempat
Informasi (berita) menentukan dalam perkembangan peradaban
Peradaban Islam juga mengenal beberapa ’’reporter’’ (peziarah yang mencatat perjalanannya)
Menuliskan Reportase Resep klasik tetap berlaku: 5 W + 1 H -what (apa yang terjadi) -when (kapan kejadiannya) -who (siapa yang terlibat) -where (di mana kejadian itu) -why (mengapa sampai terjadi) -how (bagaimana kejadiannya)
Hilang salah satu unsur itu berita tidak ’’berbunyi’’ Mana yang didahulukan dalam lead (kepala) berita, tergantung mana yang paling penting di antara kelima unsur itu.
Bangunan Berita
Hard news, spot news, straight news (’’berita keras’’) biasanya berstruktur piramida terbalik (yang terpenting di atas untuk memudahkan editing)
Struktur piramida terbalik, setelah judul, disusul lead (kepala berita) dan kemudian tubuh berita (uraian fakta)
Soft news, depth news, features, atau berita tokoh biasanya berstruktur lebih bebas, tapi bisa pula dengan piramida terbalik
Lead harus menarik, agar memancing orang membaca
Menggali Ide Membuat Berita Melalui RUKUN IMAN NEWS
Aktualitas
Magnitude
Proximity
Ketokohan
New
Modern
Human Interest
Dramatik
Sensasional
Inovatif
Unik
Situasional
MENGGALI DATA BERITA
Wawancara
Pengamatan plus
Angka
Knowledge Asset
ANGLE BERITA
Dalam sebuah berita, faktor ketertarikan pembaca adalah angle (sudut pandang) si reporter.
Semakin bagus angle yang diambil, makin kelihatan kecerdasan seorang reporter.
Angle didapat setelah memperhatikan rukun iman membuat berita.
CONTOH PENG-ANGEL-AN
Peristiwa pembunuhan sore kemarin terjadi di Universitas Islam Negeri Malang. Dua mahasiswa jadi korban perampokan disertai kekerasan. Mereka Yudha, 19, dan Yudhi, 20.
(Angle berdasarkan rukun iman aktualitas)
Putra Bupati Antahberantah Yudha, kemarin sore jadi korban pembunuhan di Universitas Islam Negeri Malang. Lelaki 19 tahun ini terbunuh bersama temannya, Yudhi, 20, setelah dirampok oleh lima orang usai kuliah.
(Angle dari sudut ketokohan sang bupati)
Darah bercecer di ruang kelas 10 Universitas Negeri Malang. Sepotong tangan tergeletak di bawah meja. Jerit tangis pun menyelimuti kampus di Jl Surabaya itu. Itu terjadi setelah dua orang mahasiswa ditemukan tak bernyawa dalam kondisi mengenaskan. Keduanya adalah Yudha dan Yudhi.
(Ini angle dramatis atau bisa human interes).
MACAM FEATURES
Personal Features
Human Interest Features
Adventure Features
Features adalah berita yang berisi gambaran/diskripsi tentang objek informasi.
Patut Diperhatikan…
Akurasi fakta-fakta (misal, beras beda dengan gabah atau padi, kertas beda dengan koran, orang beda dengan anak-anak, musala beda dengan masjid)
Ejaan yang konsisten (misal, apotik atau apotek, khawatir atau kuatir, praktek atau praktik, salat atau sholat)
Pemakaian tanda baca yang benar
Serius dan gigih sangat dihargai dalam mengumpulkan fakta-fakta (tidak gampang percaya), bila perlu dengan investigasi (Latin: vestigum=jejak kaki)
Banyak membaca, banyak membaca, banyak membaca, banyak membaca…
Wartawan Indonesia bersikap independen, menghasilkan berita yang akurat, berimbang, dan tidak beritikad buruk.
Wartawan Indonesia menempuh cara-cara yang profesional dalam melaksanakan tugas jurnalistik.
WartawaIndonesia selalu menguji informasi, memberitakan secara berimbang, tidak mencampurkan fakta dan opini yang menghakimi, serta menerapkan asas praduga tak bersalah.
Wartawan Indonesia tidak membuat berita bohong, fitnah, sadis, dan cabul.
Wartawan Indonesia tidak menyebutkan dan menyiarkan identitas korban kejahatan susila dan tidak menyebutkan identitas anak yang menjadi pelaku kejahatan.
Wartawan Indonesia tidak menyalahgunakan profesi dan tidak menerima suap.
Wartawan Indonesia memiliki hak tolak untuk melindungi narasumber yang tidak bersedia diketahui identitas maupun keberadaannya, menghargai ketentuan embargo, informasi latar belakang, dan “off the record” sesuai dengan kesepakatan.
Wartawan Indonesia tidak menulis atau menyiarkan berita berdasarkan prasangka atau diskriminasi terhadap seseorang atas dasar perbedaan suku, ras, warna kulit, agama, jenis kelamin, dan bahasa serta tidak merendahkan martabat orang lemah, miskin, sakit, cacat jiwa atau cacat jasmani.
Wartawan Indonesia menghormati hak narasumber tentang kehidupan pribadinya, kecuali untuk kepentingan publik.
Wartawan Indonesia segera mencabut, meralat, dan memperbaiki berita yang keliru dan tidak akurat disertai dengan permintaan maaf kepada pembaca, pendengar, dan atau pemirsa.
Wartawan Indonesia melayani hak jawab dan hak koreksi secara proporsional.
Aturan Main
nPenilaian akhir atas pelanggaran kode etik jurnalistik dilakukan Dewan Pers.
nSanksi atas pelanggaran kode etik jurnalistik dilakukan oleh perusahaan pers.